Pengusaha harus tahu cara menghitung Harga Pokok Produksi. HPP sangat penting dalam menentukan harga jual, margin laba, serta menghitung stok produk.
Harga Pokok Produksi merupakan elemen yang ada pada usaha berbasis produksi. Baik itu industri manufaktur besar, rumah tangga, usaha kecil di desa, peternakan, pengolahan barang setengah jadi, dll.
Banyak pengusaha yang masih kesulitan menghitung HPP. Namun jika dicermati dengan teliti, cara menghitung harga pokok produksi dapat menggunakan rumus sederhana.
Pada kesempatan ini Anda akan diperkenalkan pada cara menghitung harga pokok produksi, pengertian HPP, komponen-komponennya, serta praktik menghitung.
Apa itu HPP
HPP adalah total pengeluaran perusahaan dalam proses pembuatan produknya, baik itu biaya langsung maupun tidak langsung. Tujuannya agar dapat menentukan besaran harga modal produk.
Cara menghitung Harga Pokok Produksi harus dipelajari karena menentukan harga jual dan margin laba perusahaan. Di samping itu, perusahaan juga dapat meningkatkan margin laba, menjaga kestabilan nilai produk, serta menyusun laporan profit rugi yang benar.
Komponen HPP
HPP hanya dihitung oleh perusahaan yang memproduksi produk dari bahan baku atau mentah. Misalnya usaha ternak lebah madu, yang mana perusahaan memproduksi madu dari hasil beternak lebah. Kemudian memprosesnya hingga siap didistribusikan ke agen, reseller, atau langsung ke konsumen.
Karena itu, cara menghitung Harga Pokok Produksi memiliki rumus tersendiri. Lebih jauh, komponen-komponen HPP juga berbeda dengan biaya lainnya, antara lain:
Biaya langsung
Biaya langsung adalah semua biaya yang berhubungan langsung dan mempengaruhi proses produksi. Misalnya pembelian bahan baku, listrik, air, operator mesin, serta karyawan.
Pada perusahaan peternakan lebah, biaya langsung meliputi penyediaan pakan, penggembalaan, pemeliharaan rumah lebah, dan lain sebagainya.
Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung berarti tidak selalu ada dalam proses produksi. Namun demikian mempengaruhi harga produk hasil karena saat perhitungan laba rugi nantinya tetap diperhitungkan.
Contoh biaya tidak langsung dalam usaha peternakan lebah misalnya gaji karyawan bagian administrasi atau tagihan listrik kantor, iklan dan promosi, sewa tempat, dll.
Persediaan bahan baku
Dalam industri manufaktur selalu ada bahan baku untuk produk yang dibuat. Jika diimplementasikan pada peternakan lebah, bahan baku adalah madu yang masih berada di dalam sarang dan belum dipanen.
Persediaan barang dalam proses
Barang dalam proses sudah memasuki tahap produksi tetapi belum selesai saat perhitungan HPP dilakukan. Nama lainnya ialah barang setengah jadi.
Perhitungan barang dalam proses dapat dilakukan berdasarkan persentase progres pembuatan yang sudah dijalankan.
Misalnya pada usaha ternak lebah madu, barang dalam proses adalah madu yang sudah dipanen tetapi belum selesai dibersihkan dan dikemas.
Persediaan barang jadi
Sesuai namanya, persediaan barang jadi adalah produk siap dipasarkan tetapi belum terjual saat perhitungan HPP dilakukan. Madu yang sudah selesai dikemas dan siap didistribusikan ke agen termasuk ke dalam elemen ini.
Rumus menghitung HPP
Setelah mengenal pengertian, pentingnya dan elemen HPP, kini masuk ke topik perhitungan. Cara menghitung Harga Pokok Produksi adalah menambahkan biaya langsung dan tak langsung. Serta menyertakan bahan baku, setengah jadi dan jadi.
Lebih mudahnya dapat dilihat dari rumus di bawah ini:
HPP = Total biaya produksi + persediaan barang dalam proses produksi awal – persediaan barang dalam proses produksi akhir
Dari rumus di atas terlihat bahwa menghitung HPP harus didahului dengan menghitung total biaya produksi dan sisa barang dalam proses.
Contoh cara menghitung HPP pada bisnis madu
Agar lebih mudah dalam pengaplikasiannya, berikut adalah contoh cara menghitung Harga Pokok Produksi berdasarkan rumus.
Diketahui CV. Madu Apik Berkah Jaya memiliki data produksi pada akhir periode 2021-2022 sebagai berikut:
- Persediaan bahan baku awal: Rp2.000.000
- Persediaan bahan baku akhir: Rp1.000.000
- Barang dalam proses awal: Rp3.000.000
- Barang dalam proses akhir: Rp1.500.000
- Biaya gaji karyawan produksi: Rp1.000.000
- Biaya overhead produksi:
- Biaya listrik: Rp500.000
- Biaya penggembalaan lebah: Rp500.000
- Biaya pakan lebah: Rp1.000.000
- Biaya pemeliharaan koloni lebah: Rp1.000.000
Total biaya overhead produksi: Rp3.000.000
Maka Harga Pokok Produksi dapat dihitung dengan tiga langkah berikut:
1. Menghitung bahan baku
Rumus menghitung bahan baku adalah:
Persediaan Bahan Baku awal + Pembelian Bahan Baku – Persediaan Bahan Baku akhir
Maka bahan baku yang digunakan adalah : Rp2.000.000 – Rp1.000.000 = Rp1.000.000
2. Menghitung biaya produksi
Total biaya produksi adalah gabungan antara biaya tenaga kerja dan biaya overhead produksi serta bahan baku yang digunakan. Maka rumusnya adalah:
Bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead produksi
Atau: Rp1.000.000 + Rp1.000.000 + Rp3.000.000 = Rp5.000.000
3. Menghitung harga pokok produksi madu
Rumus untuk menghitung harga pokok produksi adalah :
Total biaya produksi + persediaan barang dalam proses produksi awal – persediaan barang dalam proses produksi akhir
Maka Harga Pokok Produksi pada CV. Madu Apik Berkah Jaya adalah:
Rp5.000.000 + Rp3.000.000 – Rp1.500.000 = Rp6.500.000
Jika produksi madu pada periode tersebut adalah 100 botol, maka HPP per botolnya adalah:
Rp6.500.000 : 100 botol = Rp65.000/botol.
Harga pokok produksi merupakan elemen penting dalam menentukan harga pokok penjualan, margin harga, serta volume produksi perusahaan.
Cara menghitung Harga Pokok Produksi adalah memperhitungkan biaya bahan baku, barang dalam proses, serta total biaya langsung yang terjadi di dalam pabrik.Menghitung HPP dan elemen keuangan lainnya adalah salah satu skill yang harus dimiliki pengusaha. Dengan perhitungan HPP yang tepat, perusahaan dapat mengevaluasi produksinya serta menentukan harga jual yang lebih akurat.