Bagaimana kebiasaan Anda dalam menyantap makanan? Apakah sudah sesuai dengan anjuran agama? Berikut merupakan hadist tentang adab makan agar setiap suapan yang masuk ke dalam tubuh menjadi berkah.
Islam memiliki sederet adab yang mengatur kehidupan manusia. Tidak terkecuali dengan hadist tentang adab makan, yang mana mengatur tata cara menyantap kudapan agar sesuai dengan anjuran nabi.
Tentu saja hadist tentang adab makan juga bermanfaat untuk kesehatan, lho. Lalu seperti apakah tata cara yang benar dan sesuai syariat Islam?
Apa itu adab makan dalam Islam?
Mungkin tidak sedikit dari Anda yang belum mengetahui secara pasti tentang adab makan dalam Islam. Apalagi, ada pula umat Islam yang rupanya belum memahami seberapa pentingnya menjalankan hal tersebut sesuai syariat.
Padahal, melakukan adab saat makan merupakan salah satu anjuran dari Nabi Muhammad SAW.
Adab makan bisa diartikan sebagai aturan atau tata krama yang dilakukan, mulai dari sebelum menyantap makanan hingga selesai menghabiskannya.
Melakukan adab makan sesuai syariat dipercaya akan lebih memberikan berkah atas makanan yang telah masuk ke dalam tubuh, sehingga dapat memberikan hal-hal baik dalam kehidupan.
Hadist tentang adab makan dalam Islam
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, adab-adab dalam Islam telah tercantum dalam sejumlah ayat-ayat suci Al-Qur’an dan hadist riwayat. Tidak terkecuali soal makan.
Berikut sejumlah hadist tentang adab makan, seperti:
- Membaca Basmalah
Sebelum menyantap makanan, umat Islam dianjurkan untuk membaca basmalah. Dilansir dari laman An-Nur, adab ini ternyata bertujuan menjaga keberkahan.
Hal ini juga diriwayatkan oleh Hudzaifah Radhiyallahu Anhu yang disebut dalam HR Abu Daud no. 3766, yang berbunyi:
“Sungguh, setan menghalalkan makanan yang tidak disebutkan nama Allah padanya. Setan datang bersama orang badui ini, dengannya setan ingin menghalalkan makanan tersebut, maka aku pegang tangannya. Dan setan tersebut juga datang bersama budak wanita ini, dengannya ia ingin menghalalkan makanan tersebut, maka aku pegang tangannya. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya tangan setan tersebut ada di tanganku bersama tangan mereka berdua”.
Sertai dengan doa sebelum makan yang berbunyi”
“Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaa bannaar”, yang berarti: “Ya Allah, berkahilah rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa neraka.”
- Menggunakan tangan kanan
Adab makan selanjutnya yang wajib diindahkan oleh umat Muslim adalah menggunakan tangan kanan. Rupanya hal ini dijelaskan dalam HR Muslim, yang berbunyi:
“Jika di antara kalian ada seseorang yang makan, maka hendaknya ia makan menggunakan tangan sebelah kanannya. JIka minum, hendaknya ia juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dan minum menggunakan tangan kirinya.”
Adab satu ini rupanya berkaitan pula dengan kesehatan. Dilansir dari laman Honestdoc, makan menggunakan tangan kanan ternyata membuat bakteri dari jari-jari di tangan masuk ke dalam tubuh dan membantu proses pencernaan.
Bakteri-bakteri tersebut juga mencegah terjadinya penumpukan bakteri jahat yang ada di usus.
- Mengambil makanan terdekat
Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan para umat Islam untuk mengambil makanan atau minuman terdekat atau yang ada di depannya. Hal ini tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim, yang berbunyi:
“Umar Ibnu Abi Salamah Radhiyallahu Anhuma pernah berucap, “Saya dahulu adalah seorang anak kecil yang berada dalam pengasuhan Nabi Muhammad SAW. Suatu ketika, tangan saya (saat makan) menjelajah semua bagian nampan. Maka, Nabi Muhammad SAW menegur saya, ‘Wahai anak, bacalah ‘Bismillah’, lalu makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang terdekat denganmu.’ Demikian seterusnya cara saya makan setelah itu.”
- Tidak mencaci makanan
Agar makanan yang disantap dapat memberikan dan membawa berkah, maka jangan sekali-sekali mencaci makanan. Perbuatan ini dianggap tidak mensyukuri nikmat dan rezeki dari Allah SWT.
Lalu bagaimana jika Anda tidak menyukai makanan yang dihidangkan? Hal tersebut terjawab dengan HR Muslim, yang berbunyi:
“Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau memakainya. Dan apabila beliau tidak menyukai makanan tersebut, maka beliau akan meninggalkannya.”
- Menghabiskan makanan yang telah diambil
Adab lainnya adalah menyantap makanan yang diambil sampai habis. Hal ini mengajarkan umat Islam agar tidak melakukan sesuatu yang mubazir.
Maka dari itu, Islam juga mengatur umat-Nya untuk mengambil makan dan minum secukupnya demi menghindari terbuangnya nikmat tersebut.
Hal ini juga tercantum pada HR Baihaqi dan HR Anas bin Malik, yang berbunyi:
“Suatu ketika Nabi Muhammad SAW mendatangi Aisyah. Beliau melihat sepotong kue lalu mengambilnya, mengusapnya, dan memakannya. Kemudian, Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Berlaku baiklah kalian kepada serpihan nikmat-nikmat Allah. Jangan kalian menyia-nyiakannya. Jika ia hampir hilang dari suatu kaum, ia kembali kepada mereka.”
- Menjilat tangan sebelum mencucinya
Nabi Muhammad SAW juga diketahui menjilati tangannya setelah makan, seperti yang diriwayatkan oleh HR Bukhari no. 5456 dan HR Muslim no. 2031, yang berbunyi:
“Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, Nabi Muhammad SAW berujar, “Jika salah satu di antara kalian makan, maka janganlah dia bersihkan tangannya sehingga dia jilati atau dia minta orang lain untuk menjilatinya.”
- Memuji Allah dan mengucap doa sehabis makan
Adab makan lainnya yang juga diriwayatkan dalam sebuah hadist adalah mengucap hamdalah. Ini ternyata juga dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW setelah selesai menyantap makanan dan minum.
Adapun HR Abu Dawud yang membahas tentang adab satu ini, berbunyi:
“Puji syukur kepada Allah yang telah memberi makan dan memberi minum kepada kami serta menjadikan kami termasuk orang-orang Islam.”
Selain hamdalah, juga dapat mengucapkan doa sehabis makan, yang berbunyi:
“Alhamdulillahil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja’alanaa minal muslimin”, yang memiliki arti: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami termasuk golongan orang muslim.”
Di antara sederet adab makan di atas, Nabi Muhammad SAW ternyata juga menganjurkan umat islam untuk menyantap madu. Hal tersebut tertuang dalam HR Ibnu Majah no. 3452 dan hadist Ibnu Mas’ud, yang berbunyi:
“Madu adalah penyembuh bagi segala penyakit dan Al-Qur’an adalah penyembuh apa yang ada di dalam dada. Maka bagi kalian, ada dua penyembuhan, yaitu Al-Qur’an dan madu,”Maka dari itu, jangan lupa untuk menyediakan madu di dekat Anda saat sedang menikmati makanan.
Akan lebih baik lagi jika mengonsumsi madu asli dan berkualitas seperti produk dari Madu Apik yang sudah terjamin keasliannya!