Setiap pengusaha harus tahu rumus laba untuk menghitung profit usaha dengan tepat. Perhitungan ini sangat penting dalam menilai kinerja perusahaan dan menggaet investor.
Rumus laba sebenarnya tidak rumit. Perhitungannya pun dapat dilakukan dengan cepat selama data pendapatan, biaya dan komponen lainnya sudah lengkap. Namun tidak semua pengusaha kecil mengerti bagaimana menghitung profit.
Karenanya kali ini akan dibahas mengenai rumus laba yang lazim digunakan dalam perhitungan profit usaha, meliputi laba bersih, laba kotor, serta margin laba. Simak, yuk!
Pengertian laba usaha
Setiap perusahaan tentu menginginkan laba setinggi mungkin. Profit maksimal akan memperlancar operasional, mengembangkan bisnis ke ranah yang lebih luas, serta menggaet investasi.
Bukan hanya untuk usaha besar, bahkan jika bisnis yang dijalankan adalah usaha sampingan, perhitungan laba tetap harus dilakukan secara benar. Artinya perkembangannya dapat dilihat dengan jelas.
Laba usaha berbeda dengan pendapatan. Pendapatan adalah semua dana yang didapat dari hasil operasional. Sedangkan laba merupakan income perusahaan setelah dikurangi dengan beban-beban operasional.
Laba adalah dasar dalam penghitungan pajak, perubahan modal, serta posisi keuangan perusahaan. Itu sebabnya rumus mengenai elemen tersebut sangat penting sebab menyangkut kondisi keuangan hingga masa mendatang.
Rumus laba usaha
Setelah mengetahui pengertian dan pentingnya laba usaha, saatnya mengaplikasikan rumus perhitungannya.
Ada tiga formula yang akan digunakan dalam menghitung tiga jenis laba usaha. Selengkapnya dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini.
Rumus laba kotor
Laba kotor adalah pendapatan operasional setelah dikurangi HPP. Dalam usaha manufaktur, keuntungan ini merupakan hasil penjualan produk setelah dikurangi harga pokok produksi. Sedangkan pada perdagangan didapat dari pengurangan harga pokok penjualan.
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa laba kotor belum mencerminkan profit perusahaan yang sesungguhnya karena masih ada biaya-biaya yang belum diperhitungkan di dalamnya. Seperti gaji, sewa usaha, bunga bank, dll.
Adapun rumus laba kotor adalah:
Laba Kotor = Total Pendapatan – HPP
Rumus laba bersih
Berbeda dengan laba kotor, laba bersih sudah dikurangi dengan seluruh biaya dan beban usaha. Termasuk pengeluaran lain-lain (bunga, pembulatan dan administrasi rekening).
Laba bersihlah yang mencerminkan posisi keuntungan perusahaan yang sebenarnya. Ini juga yang menjadi dasar perhitungan pajak usaha (PPH 23 badan).
Rumus laba bersih adalah:
Laba Bersih = Laba Kotor – Total Biaya Operasional Perusahaan
Rumus margin laba
Baik laba kotor maupun bersih disajikan dalam bentuk rupiah. Namun ada kalanya perusahaan ingin mengetahui berapa persentase yang diperoleh pada periode tertentu.
Nah, persentase ini disebut margin laba. Adapun rumusnya adalah:
Margin Laba = (Laba bersih : Total Pendapatan) x 100%
Contoh penerapan rumus laba pada usaha perdagangan madu
Berikut adalah contoh penerapan rumus laba di atas dalam perhitungan langsung. Contoh kali ini melibatkan sebuah usaha perdagangan madu kaliandra.
Madu Apik bergerak dalam usaha perdagangan madu kaliandra dengan konsumen utama anak-anak. Berikut ini adalah data keuangan perusahaan selama satu periode.
Penjualan langsung Rp25.000.000
Penjualan tidak langsung Rp15.000.000
Diskon penjualan Rp1.500.000
Ongkos angkut penjualan Rp3.000.000
Persediaan awal madu Rp8.000.000
Persediaan akhir madu Rp5.000.000
Pembelian madu dari petani Rp10.000.000
Biaya angkut pembelian Rp2.000.000
Retur pembelian Rp0
Biaya cetak label kemasan Rp500.000
Biaya pemesanan botol kemasan Rp700.000
Biaya pembelian kardus kemasan Rp300.000
Biaya cetak brosur dan leaflet Rp300.000
Biaya promosi radio dan media cetak Rp500.000
Biaya gaji karyawan Rp7.000.000
Biaya listrik dan air Rp1.000.000
Biaya perlengkapan lain-lain Rp500.000
Bunga kredit bank Rp250.000
Biaya administrasi bank Rp50.000
Dari data di atas, perhitungan untuk laba kotor, bersih dan margin dapat dihitung dengan cara berikut.
Laba Kotor
Penjualan langsung Rp25.000.000
Penjualan tidak langsung Rp15.000.000
Diskon penjualan (Rp1.500.000)
Ongkos angkut penjualan (Rp3.000.000)
Total penjualan Rp35.500.000
Pembelian madu dari petani Rp10.000.000
Biaya angkut pembelian (Rp2.000.000)
Retur pembelian (Rp0)
Pembelian bersih Rp8.000.000
HPP = persediaan awal + pembelian bersih – persediaan akhir
HPP = 8.000.000+8.000.0000-5.000.000
HPP = Rp11.000.000
Laba kotor = Total penjualan – HPP
Laba kotor = Rp35.500.000-Rp11.000.000
Laba kotor = Rp24.500.000
Laba bersih
Biaya operasional perusahaan:
Biaya cetak label kemasan Rp500.000
Biaya pemesanan botol kemasan Rp700.000
Biaya pembelian kardus kemasan Rp300.000
Biaya cetak brosur dan leaflet Rp300.000
Biaya promosi radio dan media cetak Rp500.000
Biaya gaji karyawan Rp7.000.000
Biaya listrik dan air Rp1.000.000
Biaya perlengkapan lain-lain Rp500.000
Bunga kredit bank Rp250.000
Biaya administrasi bank Rp50.000
Total biaya operasional Rp11.100.000
Laba bersih = Laba kotor – Total biaya operasional perusahaan
Laba bersih = Rp24.500.000 – Rp11.100.000
Laba bersih = Rp13.400.000
Margin laba
Margin laba = (laba bersih : total pendapatan) x 100%
Margin laba = (Rp13.400.000 : Rp35.500.000) x 100%
Margin laba = 37,75%
Demikian rumus laba kotor, bersih, dan margin untuk perusahaan dagang. Dengan menghitung secara benar, perusahaan dapat melihat posisi keuangannya dengan tepat.
Laba yang maksimal juga akan menunjukkan kondisi perusahaan yang menjanjikan, sehingga lebih mudah mendapatkan investor. Semoga bermanfaat.